Tak tik-tak tik suara jam dinding, yang menghibur heningnya malam Saat aku duduk termenung Dengan posisi aku dalam keadaan bingung Memikirkan nasib akan bangsa ku ini Kenapa bencana datang silih berganti?
Ketika aku terjaga dari lamunan ku
Lalu aku berdiri di dekat pepohonan dan aku pn bertanya kepada mereka Pohon, kenapa banjir dan tanah longsor slalu menutupi bumi pertiwi ini?
Sipohon pun menangis dan belum menjawab
Kemudian aku berlari mendekati gunung dan aku pun bertanya kepadanya Oh gunung, kenapa engkau dengan sringnya meletus dan memuntahkan larva mu?
Si gunung pun terdiam dan belum menjawab.
Aku pun berfikir dan berdiam diri sejenak Kemudian ku mengadukan kegundahan hati ini kepada Sang Maha Pencipta Tuhan, mengapa berbagai bencana datang silih berganti di Bumi Pertiwi?
Apakah ini sumua dikarenakan kelalaian kami?
Mungkinkah ini teguran atau pringatan MU akan kedurhakaan kami kepada Mu?
Yang tlah brani mengganti hukum-hukum MU yang ada di Bumi Dengan sombongnya kami menciptakan hukum sendiri Dan hukum-hukum MU kami kesampingkan
Ketika aku terjaga dari lamunan ku
Lalu aku berdiri di dekat pepohonan dan aku pn bertanya kepada mereka Pohon, kenapa banjir dan tanah longsor slalu menutupi bumi pertiwi ini?
Sipohon pun menangis dan belum menjawab
Kemudian aku berlari mendekati gunung dan aku pun bertanya kepadanya Oh gunung, kenapa engkau dengan sringnya meletus dan memuntahkan larva mu?
Si gunung pun terdiam dan belum menjawab.
Aku pun berfikir dan berdiam diri sejenak Kemudian ku mengadukan kegundahan hati ini kepada Sang Maha Pencipta Tuhan, mengapa berbagai bencana datang silih berganti di Bumi Pertiwi?
Apakah ini sumua dikarenakan kelalaian kami?
Mungkinkah ini teguran atau pringatan MU akan kedurhakaan kami kepada Mu?
Yang tlah brani mengganti hukum-hukum MU yang ada di Bumi Dengan sombongnya kami menciptakan hukum sendiri Dan hukum-hukum MU kami kesampingkan
Komentar
Posting Komentar